Teh adalah minuman yang telah mengakar dalam tradisi berbagai budaya di dunia. Dengan berbagai kandungan antioksidan dan sifat menenangkan, banyak orang merasa bahwa secangkir teh di pagi hari adalah bagian yang tidak terpisahkan dari rutinitas mereka.
Namun, di balik manfaatnya yang banyak, ada beberapa kebiasaan dalam minum teh yang justru dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan, terutama pada sistem pencernaan. Dr. Saurabh Sethi, seorang ahli gastroenterologi, menjelaskan kebiasaan-kebiasaan tersebut yang perlu diwaspadai.
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dapat merugikan fungsi usus ketika kita mengonsumsi teh secara tidak tepat.
1. Minum teh saat perut kosong dapat berisiko
Memulai hari dengan secangkir teh di perut kosong dapat berdampak buruk pada sistem pencernaan. Ketika lambung dalam keadaan kosong, asam lambung tetap diproduksi, sementara kafein dan tanin dalam teh dapat merangsang peningkatan sekresi asam lambung.
Kombinasi ini berpotensi menyebabkan kembung, iritasi, dan kondisi peradangan pada lapisan usus. Jika kebiasaan ini berlanjut, bisa mengganggu penyerapan nutrisi yang penting bagi kesehatan tubuh.
Lebih baik untuk menikmati teh setelah makan, agar dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi. Ini akan membantu menjaga kestabilan sistem pencernaan dan meningkatkan kenyamanan usus.
2. Dampak negatif dari menambahkan gula berlebihan
Rasa manis pada teh terkadang membuatnya lebih nikmat, namun terlalu banyak gula justru bisa merugikan kesehatan usus. Gula dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri jahat di dalam saluran pencernaan.
Akhirnya, kondisi ini dapat menimbulkan masalah seperti kembung dan sembelit, serta mengganggu keseimbangan flora usus. Dalam jangka panjang, ini juga bisa meningkatkan kemungkinan obesitas dan diabetes.
Menjaga penggunaan gula pada teh agar tetap minimal sangatlah penting. Dengan demikian, manfaat yang diperoleh dari antioksidan dalam teh juga tetap terjaga.
3. Bahaya dari produk teh detoks atau pelangsing
Teh detoks atau pelangsing sering kali terlihat menarik karena klaim mereka yang menjanjikan penurunan berat badan cepat. Namun, banyak dari produk ini mengandung bahan-bahan berbahaya seperti laksatif yang justru dapat merusak fungsi usus.
Ketika digunakan secara terus-menerus, efek laksatif mungkin menyebabkan iritasi, sakit perut, hingga dehidrasi. Memilih teh detoks dengan bijaksana sangatlah penting untuk menjaga kesehatan usus dan tidak mengambil risiko fungsi normal pencernaan.
4. Ekstrak teh hijau dan konsumsi yang berlebihan
Teh hijau terkenal kaya akan polifenol yang bermanfaat bagi bakteri baik di dalam usus. Namun, mengonsumsi ekstrak teh hijau dalam jumlah yang terlalu banyak dapat menyebabkan efek samping seperti mual dan gangguan lambung.
Penting untuk membatasi konsumsi teh hijau tidak lebih dari 3-4 cangkir setiap hari. Dengan mengontrol asupan, kita bisa tetap mendapatkan manfaat tanpa harus menghadapi masalah pencernaan yang lebih serius.
5. Bahaya minum teh terlalu panas
Kebiasaan untuk menikmati teh pada suhu yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan esofagus dan lambung. Suhu di atas 60 derajat Celsius dapat memicu peradangan dan masalah pada jaringan mukosa.
Kondisi ini berisiko menimbulkan luka bakar pada mulut dan tenggorokan. Sebaiknya, nikmati teh dalam keadaan hangat yang nyaman untuk diminum dan menghindari potensi masalah kesehatan ini.
6. Minum teh di malam hari dapat mengganggu tidur
Kandungan kafein dalam teh dapat mengganggu kualitas tidur jika diminum di malam hari. Kualitas tidur yang buruk sangat berhubungan erat dengan kesehatan usus dan sistem pencernaan secara keseluruhan.
Alternatif yang lebih baik adalah memilih teh herbal tanpa kafein pada malam hari untuk mendukung proses relaksasi tubuh. Langkah ini dapat membantu menjaga kesehatan usus dan memberikan tidur yang lebih nyenyak.